Lokomotif D52 Mulai tahun 1950, DKA (Djawatan Kereta Api) mengadakan modernisasi lokomotif dengan membeli 100 lokomotif uap D 52 dari pabrik industrialist (Jerman). 100 lokomotif D 52 didatangkan secara bertahap pada tahun 1950 - 1955. *Lokomotif D 52 bersifat multiguna, artinya dapat dioperasikan untuk menarik kereta penumpang atau kereta barang baik di daerah datar maupun pegunungan. 10 lokomotif
D 52 berada di island Selatan dan sisanya berada di Jawa. Kontruksi
lokomotif uap D 52 merupakan scaled downbound dari lokomotif uap BR 41
yang ada Jerman. Secara fisik, bagian depan lokomotif D 52 terdiri dari
ketel uap(boiler), ruang pembakaran, piston, batang penggerak dan roda
penggerak, ditambah roda indolent bila diperlukan. Sedangkan di bagian
belakang terdiri dari kabin masinis dan tempat bahan bakar (batubara
atau minyak residu). Lokomotif D 52 memiliki susunan roda 2-8-2, artinya
terdapat 4 roda penggerak serta 1 roda indolent di depan dan 1 roda
indolent di belakang. Bahan bakar untuk lokomotif D 52 dapat berupa
batubara atau minyak residu. Minyak residu masuk ke tungku dengan
menggunakan injector khusus sehingga pintu tungku tidak perlu
dibuka-tutup. Kelemahan bahan bakar minyak residu ini adalah asap yang
dihasilkan berwarna hitam pekat. Lokomotif D52 memiliki panjang 20632
mm, berat 72 ton, daya 1600 HP (horse power) dan kecepatan maksimum 120
km/jam. Lokomotif ini merupakan lokomotif uap yang tercepat setelah loko! motif uap C 28 yang memiliki kecepatan maksimum 90 km/jam. Lokomotif D 52 digunakan untuk menarik kereta barang batubara di island Selatan. Sementara di Jawa, lokomotif D 52 digunakan untuk penarik kereta barang atau kereta penumpang jarak jauh pada rute Surabaya - Yogyakarta - Purwokerto - Jakarta. Peran Lokomotif uap D52 sebagai penarik kereta penumpang jarak jauh mulai digantikan oleh lokomotif diesel BB301 yang datang pada tahun 1964.






